cover
Contact Name
Ahmad Buchori
Contact Email
ahmadbuchori23@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ahmadbuchori23@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Istighna : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam
ISSN : 19792824     EISSN : 26558459     DOI : https://doi.org/10.33853/istighna
Core Subject : Education, Social,
his journal emphasizes aspects related to Islamic Education and Islamic thought, with special reference to applied research in Islamic education that can be focused on the components of learning including curriculum, methods, models, psychology, Islamic thought and several issues of Islamic education and its problems. The Journal Istighna is published twice a year in January and July.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI" : 7 Documents clear
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ANAK Amita Diananda
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.825 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.1

Abstract

Pendidkan karakter yang ditanamkan sejak dini kepada anak bertujuan agar anak kelak sampai dewasa menjadi manusia yang bermartabat yaitu manusia yang mempunyai hati nurani, cerdas dalam bersikap dan bertuturkata. Tanggung jawab pendidikan karakter adalah orang yang terdekat dengan anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada anak meliputi : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Pendidikan karakter pada setiap fase usia perkembangan anak berbeda-beda penanganannya, dari anak usia dini, anak-anak dan remaja, karena setiap fase mempunyai kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Berkaitan dengan konsep diri anak, akan terbentuk dari perlakuan yang anak dapatkan terhadap dirinya baik itu dari lingkungan keluarga yang berkaitan pola asuh, budaya sekolah dan masyarakat. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita.
KEADILAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Fauzi Almubarok
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.96 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.6

Abstract

Keadilan merupakan harapan yang dapat dirasakan bagi seluruh umat manusia, karena keadilan merupakan sebuah cita-cita luhur setiap negara untuk menegakkan keadilan. Karenanya Islam menghendaki pemenuhan tegaknya keadilan. Keadilan dalam Islam meliputi berbagai aspek kehidupan yang merangkumi keadilan distributif, retributif dan, sosial, dan politik. Asas-asas menegakkan keadilan dalam Islam yaitu kebebasan jiwa yang mutlak dan persamaan kemanusiaan yang sempurna. Keadilan dalam Islam digantungkan kepada keadilan yang telah ditentukan oleh Allah dalam al-Qur’an dan didukung oleh Hadits dari Rasulullah SAW. Karena tidak mungkin manusia dapat mengetahui keadilan itu secara benar dan tepat.
PENGARUH REFLEKS BAYI SEBAGAI PERTAHANAN AWAL KEHIDUPANNYA Rosita Rosita
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.128 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.2

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang kurangnya pemahaman orang tua tentang reflaks –refleks yang ada pada anaknya (baca; bayi), sehingga muncul paradigma yang tidak sesuai dengan perkembangan bayi. Selain itu kurangnya pemamahan tersebut membuat fakta menjadi pemahaman mitologi yang tidak sesuai dengan fakta dan teori yang sepatutnya diberikan dan distimulasi untuk pertahanan kehidupan bayi selanjutnya. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pengaruh refleks bayi sebagai proses awal pertahanan kehidupannya. Penelitian ini dilakukan pada beberapa orang bayi. Dengan waktu pelaksanaan awal perkembangan bayi (0-6 bulan usia bayi). Penelitian  ini  menggunakan  rancangan  penelitian  kualitatif. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Data diperoleh dengan berpedoman pada instrumen penelitian yang mengacu pada aspek refleks bayi.  Dengan demikian  penelitian ini diharapkan. memberikan wacana baru yang positif dan memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman sebenarnya yang terjadi di sekitar kita
MAKNA JIHAD DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Yumni Al-Hilal Al-Hilal
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.115 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.7

Abstract

Adakah Suatu hal yang telah diketahui dan disepakati bersama bahwa agama Islam adalah merupakan agama motivasi, dimaa setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu. Kata Tarbiyah yang berarti pendidikan mengajak kita kepada usaha yang keras dan sungguh-sungguh dalam rangka perbaikan mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Tulisan ini dengan bahan-bahan yang terbatas akan menyoroti secara khusus, beberapa persoalan tentang makna jihad dan problematika dalam kerangka pendidikan Islam. Urgensi pembahasan ini lebih terasa lagi setelah disadari bangkitnya kesadaran beragama kaum muslimin dimana-mana. Yang mana kemudian mendorong mereka melaksanakan perintah agama dengan sebaik-baiknya termasuk didalamnya masalah pelaksanaan jihad dan pendidikan Islam yang menjadi pokok bahasan makalah ini.
RAHASIA MULTIPLE INTELLIGENCE PADA ANAK Juli Astuti
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1143.498 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.3

Abstract

In educational institutions, parents, teachers and the public often assume that intelligence can only be seen through academic scores and formal test results such as getting a high score or being ranked in a class. This conception is outdated and superficial. In this era of globalization where educational practitioners are exploring the concept of Multiple Intelligences. Multiple Intelligences as a broad concept of intelligence and has undergone several changes due to the emergence of the theory of multiple intelligences proposed by a psychologist from Harvard University. Intelligence is not limited to formal tests, it's a multidimensional and one's discovery process of competence. Multiple Intelligences is a theory of intelligence pioneered by a psychologist from Harvard University who shows that everyone is intelligent and tends to have intelligence among the ten dimensions of intelligence. In Islam (al Qur'an) multiple intelligences is actually already put forward various developments about intelligence and various human potential. There are ten dimensions of intelligence put forward by Hardward Gardner namely linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence, visual-spatial intelligence, kinesthetic-physical-kinesthetic, musical intelligence, interpersonal intelligence, intrapersonal intelligence, naturalistic, existential and emotional intelligence
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI PONDASI SOSIAL BUDAYA DALAM KEMAJEMUKAN Leni Nurmiyanti
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.405 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.4

Abstract

Penulisan ini mencoba menjelasakan akan hubungan Pendidikan Agama Islam dalam menciptakan perubahan dan kemajuan peradaban bangsa. Pendidikan agama Islam sebagai pondasi utama dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan berdaya guna, dengan pendidikan yang mumpuni dan sesauai dengan hakikat dari pendidikan agama Islam. Dalam tulisan ini, penulis menjabarkan akan beberapa hal yang menjadi dasar dalam memahami akan pendidikan agama Islam di era modern. Perkembangan dan perubahan yang kian pesat menghantarkan pada kenyataan, bahwa kualitas generasi hendaknya memiliki ideologi pemahaman yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Kompleksitas permasalahan sosial yang terjadi pada era modern membutuhkan teori sosial, sebagai alat dalam menentukan solusi masalah sosial suatu bangsa dalam menciptakan peradaban dan mebudayakan kebudayaan bangsa. Pada tulisan ini, penulis membahas teori kritik sebagai salah satu teori yang tepat dalam menjawab kompleksitas masalah di era modern. Perkembangan di era modern membutuhkan generasi madani, generasi yang tidak hanya memahami akan tekstualis dalam pemahaman agamanya. Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat menghasilkan generasi yang berkulitas, sehingga mampu mensinergikan penegtahuan yang dimilikinya dan teraplikasi dengan baik dalam hubungan bermasyarakat, sehingga mampu menjawab berbagai permasalahan sosial budaya. Agama tidak lagi dijadikan alat untuk ajang promosi ibadah atau mengharapkan imbalan pahala dan surga semata, melaikan agama dapat mengembalikan hakikat sesungguhnya. Agama menjadi penuntun dan petunjuk dimana aturan-aturan yang berlaku  disadari dan dipahami oleh manusia sehingga kehidupannya di dunia tidak kacau. Agama Islam merupakan agama yang memiliki kesempurnaan dalam aturannya, namun manakala manusia yang meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar akan agamanya, tentunya agama Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tidak akan terimplementasi dengan baik dalam kehidupan manusia di dunia. Pemahaman manusia tersebut jika tidak didukung dengan pendidikan agama yang benar, pada akhirnya manusia tidak akan memahami akan hakikat beragama sesungguhnya. Manusia yang beragama adalah manusia beradab, manusia yang beradab akan mampu menciptakan peradaban dan memahami akan hakikat dirinya sebagai mahluk sosial.
KEBIJAKAN TENTANG SEKOLAH ELIT ISLAM Maemunah Maemunah
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2018): edisi JULI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.841 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i2.5

Abstract

Munculnya sekolah elite / sekolah unggulan Islam,  diharapkan dapat menjawab berbagai persoalan yang tengah dihadapi oleh internal umat Islam sendiri yakni keprihatinan terhadap mutu pendidikan Islam yang rendah dan sekaligus memberi solusi terhadap tantangan terhadap Iptek dan Imtak. Kebijakan pendidikan dirumuskan dengan mendasarkan diri pada landasan pemikiran yang lebih ilmiah empirik. Kajian ini menggunakan pola pendekatan yang beragam sesuai dengan faham teori yang dianut oleh masing-masing penentu kebijakan. Kebijakan demokratisasi pendidikan adalah kebijakan untuk menyeimbangkan komposisi peserta didik menurut kelompok status sosial ekonomi dan geografis guna mengurangi ketimpangan pendidikan. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa analisis terhadap kebijakan terkait sekolah elite; Sekolah Islam Unggulan yaitu ada pada kebijakan yang tertuang pada: UUD 1945 pasal 31 ayat 3, GBHN tahun 1992-2000 pada bagian agama Nomor 2, Pasal 5 ayat 1 UU SISDIKNAS 2003 BAB IV, Pasal 10 UU SISDIKNAS No. 20 2003 BAB IV, UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 50 ayat 3, UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 55 ayat 1, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), UU No. 17 Tahun 2007.

Page 1 of 1 | Total Record : 7